Halo (ἅλως; disebut juga nimbus, icebow, atau Gloriole) adalah fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar Matahari dan Bulan, dan terkadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan. Ada berbagai macam halo, tapi umumnya halo muncul disebabkan oleh pembiasan pada kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5–10 km diatas troposfer. Bentuk dan lokasi kristal es menentukan tipe halo apa yang akan terlihat. Cahaya yang dipantulkan pada kristal es dapat terpecah menjadi lebih dari satu warna, sama seperi pada pelangi.

Halo juga terkadang dapat muncul di dekat permukaan bumi, ketika ada kristal es yang disebut debu berlian. Kejadian ini hanya dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya.

Jenis halo dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu halo 22° dan halo 46° dengan maksud lingkaran halo terbentuk dengan jari jari sudut lingkaran sebesar 22° dan 46°. Halo 22° lebih sering terlihat daripada Halo 46°. Biasanya hanya ada satu halo yang dapat dilihat tetapi ada kalanya kedua halo tersebut terlihat secara bersamaan. Jikalau keduanya muncul bersamaan, halo 22° merupakan lingkaran dalam sedangkan halo 46° merupakan lingkaran luar. Ukuran jari jari halo 22° kira kira sebesar 1 jengkal tangan kita sedangkan halo 46° kira kira berukuran sebesar 2 jengkal tangan.

Halo jarang terlihat di daerah tropis seperti Indonesia ini, tetapi didaerah subtropis lebih sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kristal kristal es lebih mudah terbentuk di daerah yang beriklim dingin.